Rabu, 29 Juli 2009
RELATIONSHIP ANALYSIS WITH loyalty Demographic Segmentation MEREK (STUDY ON PRODUCT savings, THREE BANKS IN GENERAL TERBESAR LAMPUNG PROVINCE)
Research
Created: 2009-04-30, with 1 file (s).
Keywords: demography, loyalty MEREK, BANK
Subject: BANK
Call Number: 332.1 Mah a c.1
ABSTRACT
Brand loyalty to be a valuable asset for a company in
won the competition due to the strict market impact of globalization. Condition
This can be done given the competitive banking world at this time increased, especially after the bank resrtukturisasi due to the economic crisis that has occurred.
Each bank, especially commercial banks try to
communicate brand products at savings of media communications as incentive to take interest in potential customers and grab market at this time of crisis is still
masayarakat a result of the belief many banks closed and taken over
government, and even do a merger of several banks.
Ways that have been adopted with some offering gifts and
luxury, and the interest rate war. However, behind the way that,
whether consumers are interested and be loyal. Loyal customers can be expected
purchase it back, do not switch brands on other products, and are willing to
recommended to the prospective customer so that they can create new value increased sales and market share is large (tells, 1988; Newman and Werbel, 1973; Oliver, 1999; Anderson, Fornel, and Lehmann, 1994 and Lee Lau,
2000; and Aaker, David A, 1991).
However, Roy Gony (2005) revealed that there is a kaprah a number of myths that is customer loyalty. For example, if there is more and more companies have loyal customers, it will be always followed by the
a large market share. This is vice versa, companies that have a high level of customer loyalty it has small market share, and even tended to exclusive, as are owned by Harley Davidson. A number of
research shows a negative relationship between market share and level of consumer loyalty in a heterogeneous market. Next, jute Roy (2005) suggest that in managing the brand loyalty need to carefully
first make sure which type of consumer akan dituju with other words
segementasi market need to see a clear and effective so that fertilization loyalty
consumer brands in a product can be effective so that the impact of the high level of consumer Retention and expected impact on increasing sales and acquiring market share. Inu Machfud (BMI Research Jakarta, 2008)
also need to see the type of segment that akan dituju both major segments
and secondary segments of the votes. In the war that
best is focus on the segments of the market so akan dituju
clear targets and effective and can be seen which type of consumer and loyal
profitable.
Therefore, this research aims: 1) to know the relationship segmentation
demographic consumer loyalty with branded products in the savings banks, 2) to
see the level of consumer loyalty to the brand product savings, 3) to
demographic segment of the class to know which of berkonstribusi as
loyal customer loyalty in the category level (high-fidelity, loyal, loyalty
are not loyal, and very loyal), so that it can provide implications
for bank management in determining the strategy and policy banks in the period
future.
Analysis tool that is used in the research model is deskripti statistics, in the form
average method, the cross-tab analysis (cross tabulation) and Chi-Square test.
Discussion of the results shows the segmentation demographic (gender, age, education,
employment, and income) is not significantly associated with levels
brand loyalty. This is seen from the value of test statistics Chi-square was obtained in
top level of significance a = 0.05.
Conversely, there are some interesting findings that if the variable segments and the work associated with the frequency of income to save the show in a significant relationship. The same thing also happened that there was a relationship
significantly between the age and value of savings, education and the value of savings,
between work and the value of savings, and the relationship between income and the value of savings.
The findings also indicate that the frequency and amount of the value of saving savings
not significantly related to the level of brand loyalty. Means that the findings
are consistent with the idea expressed by jute Roy (2005) Myths about
Loyalty of the customer loyalty that will not always mean
correlated positively with acquisition value fund savings.
Segment of consumers who give the largest value konstribusi frequency
save money, the amount of savings and value in the category of levels is loyal
segemen men, with jobs as employees of the private sector, has a high
S 1 graduate education, aged between 22-26 years old, and have income above
Rp.2.000.000.
Value indek brand loyalty that is 3.64, which means that
loyal customers in the category, with the value Committed Brand (customer
recommend to use the product on the savings bank 3 respondents) of
26.67% in the category or simply commit. This value is simply because menghawatirkan
akan consumers tend to switch brands if another brand products to provide
high reliability products that promise high competitiveness and powerless.
Some of the solutions that need to be done, namely 1) the need to first type
market segmentation which akan dibidik, because it is very related to the magnitude
frequency and amount of the value of saving savings. However, it does not mean the
different demographic segments that will determine the loyal consumer, 2) in
order to maintain and increase brand loyalty some strategies that can be
done is: create a relationship marketing strategy to optimize the
through integrated programs such as sending congratulatory cards to customers
on the moment-a moment, imposition of administrative costs low, and
or the provision of life insurance premium bonuses as consumer self-protection, provision
reward as the reward loyal customers, and the prime services.
Details: http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-res-2009-himahrinas-1573
Hasil Terjemahan Oleh Google Translate
Senin, 01 Juni 2009
ANALISIS HUBUNGAN SEGMENTASI DEMOGRAFI DENGAN LOYALITAS MEREK (STUDI PADA PRODUK TABUNGAN, TIGA BANK UMUM TERBESAR DI PROPINSI LAMPUNG)
Lembaga Penelitian
Dibuat: 2009-04-30 , dengan 1 file(s).
Keywords: DEMOGRAFI, LOYALITAS MEREK, BANK
Subject: BANK
Call Number: 332.1 Mah a c.1
ABSTRAK
Loyalitas merek menjadi suatu aset yang berharga bagi suatu perusahaan dalam
memenangkan persaingan yang ketat akibat dampak dari globalisasi pasar. Kondisi
ini dapat dilakukan mengingat persaingan dunia perbankan saat ini meningkat, terlebih lagi setelah menghadapi resrtukturisasi bank akibat krisis ekonomi yang telah terjadi.
Setiap perbankan khususnya bank umum mencoba
mengkomunikasikan merek produk tabungannya di beberapa media komunikasi begitu gencar untuk mengambil minat calon nasabahnya dan merebut pasar yang saat ini masih adanya krisis
kepercayaan dari masayarakat akibat banyak bank-bank yang ditutup dan diambil alih
pemerintah, dan bahkan ada yang melakukan penggabungan dari beberapa bank.
Cara-cara yang telah ditempuh dengan menawarkan beberapa hadiah menarik dan
mewah, dan adanya perang tingkat suku bunga. Namun, dibalik cara yang demikian,
apakah konsumen tertarik dan menjadi loyal. Konsumen loyal diharapkan dapat
melakukan pembelian ulang, tidak beralih pada merek produk lain, dan bersedia
merekomendasikan kepada calon konsumen baru sehingga dapat menciptakan peningkatan nilai penjualan dan pangsa pasar yang besar (Tells, 1988; Newman dan Werbel, 1973; Oliver, 1999; Anderson, Fornel, dan Lehmann, 1994 Lau dan Lee,
2000; dan Aaker, David A, 1991).
Namun, Roy Gony (2005) mengungkapkan bahwa ada salah kaprah yang merupakan sejumlah mitos loyalitas pelanggan. Misalnya, ada anggapan bila perusahaan mempunyai semakin banyak pelanggan yang setia, maka akan selalu diikuti dengan
pangsa pasar yang besar. Kenyataan ini justru sebaliknya, perusahaan yang mempunyai tingkat kesetiaan konsumen tinggi justru mempunyai pangsa pasar kecil, bahkan cenderung eksklusif, seperti yang dimiliki oleh Harley Davidson. Sejumlah
penelitian memperlihatkan hubungan yang negatif antara pangsa pasar dan tingkat kesetiaan konsumen dalam pasar yang heterogen. Selanjutnya, Roy Goni (2005) menyarankan bahwa dalam mengelola loyalitas merek perlu secara cermat
memastikan terlebih dahulu jenis konsumen mana yang akan dituju dengan kata lain
perlu melihat segementasi pasar yang jelas dan terarah sehingga pemupukan loyalitas
konsumen pada suatu merek produk dapat terarah sehingga berdampak terhadap tingkat retensi konsumen tinggi dan diharapkan berdampak pada perolehan peningkatan penjualan dan pangsa pasar. Inu Machfud (BMI Research Jakarta, 2008)
juga mengungkapkan perlu melihat jenis segmen yang akan dituju baik segmen utama
maupun segmen sekunder yang dinilai menguntungkan. Dalam perang merek yang
terbaik adalah memfokuskan pada segmen merek yang akan dituju sehingga pasar
sasarannya jelas dan terarah dan dapat dilihat jenis konsumen mana yang loyal dan
menguntungkan .
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui hubungan segmentasi
demografi dengan loyalitas konsumen pada merek produk tabungan bank, 2) untuk
melihat tingkatan loyalitas konsumen terhadap merek produk tabungan, 3) untuk
mengetahui kelas segmen demografi yang mana yang berkonstribusi sebagai
konsumen loyal dalam kategori tingkatan loyalitas (loyalitas tinggi, loyal, loyalitas
sedang, tidak loyal, dan sangat tidak loyal), sehingga dapat memberikan implikasi
bagi manajerial bank dalam menentukan strategi dan kebijakan bank pada periode
mendatang.
Alat analisis yang digunakan pada penelitian adalah model statistik deskripti, berupa
metode rata-rata, model analisis cross tab (tabulasi silang) dan uji Chi-Square.
Hasil pembahasan menunjukkan segmentasi demografi (gender, usia, pendidikan,
pekerjaan, dan income) tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkatan
loyalitas merek. Hal ini dilihat dari nilai uji statistik Chi-square diperoleh sebesar di
atas tingkat signifikansi a = 0,05.
Sebaliknya, terdapat beberapa temuan yang menarik jika variabel segmentasi pekerjaan dan income dihubungkan dengan frekuensi menabung yang menunjukkan hubungan secara signifikan. Hal yang sama juga terjadi bahwa ada hubungan
signifikan antara usia dan nilai tabungan, antara pendidikan dan nilai tabungan,
antara pekerjaan dan nilai tabungan, serta hubungan antara income dan nilai tabungan.
Temuan lain juga menunjukkan bahwa frekuensi menabung dan jumlah nilai tabungan
tidak berhubungan secara signifikan dengan tingkat loyalitas merek. Berarti temuan
ini sesuai dengan pemikiran yang diungkapkan oleh Roy Goni (2005) tentang Mitos
Loyalitas yang menyatakan bahwa loyalitas nasabah akan selalu tidak berarti
berkorelasi positif dengan perolehan nilai dana tabungannya.
Segmen konsumen yang memberikan konstribusi terbesar pada nilai frekuensi
menabung, jumlah nilai tabungan dan dalam kategori tingkatan loyal adalah dari
segemen pria, dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta, memiliki tingkat
pendidikan sarjana S 1 , berusia antara 22-26 tahun, serta memiliki income di atas
Rp.2.000.000.
Nilai indek loyalitas merek yang diperoleh sebesar 3,64, yang berarti bahwa
konsumen dalam kategori loyal, dengan nilai Committed Brand (nasabah
merekomendasikan untuk memakai produk tabungan pada 3 bank responden) sebesar
26,67% atau dalam kategori cukup komit. Nilai ini cukup menghawatirkan karena
konsumen cenderung akan beralih ke merek lain jika merek produk lain memberikan
tingkat keandalan produk yang menjanjikan dan berdaya saing tinggi.
Beberapa solusi yang perlu dilakukan, yaitu 1) perlu mengkaji terlebih dahulu jenis
segmentasi pasar mana yang akan dibidik, karena akan sangat terkait dengan besaran
frekuensi menabung dan jumlah nilai tabungan. Namun, bukan berarti dengan
segmentasi demografi yang berbeda akan menentukan konsumen loyal, 2) dalam
rangka memelihara dan meningkatkan loyalitas merek beberapa strategi yang dapat
dilakukan adalah: menciptakan optimalisasi strategi relationship marketing yang
terpadu melalui program seperti pengiriman kartu ucapan selamat kepada pelanggan
pada momen-momen tertentu, adanya pembebanan biaya administrasi rendah, dan
atau pemberian bonus premi asuransi jiwa sebagai proteksi diri konsumen, pemberian
reward sebagai imbalan pelanggan loyal, dan adanya layanan prima.
Detail : http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-res-2009-himahrinas-1573
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||